Armyn Alianyang |
PONTIANAK—Mayjen TNI
Armyn Alianyang optimis tetap berpeluang menggunakan partai Golongan Karya
dalam pengusungan calon Gubernur Kalimantan Barat. Meski namanya disebut sudah
Dewan Pimpinan Daerah Kalbar coret untuk
pengusulan calon ke Dewan Pimpinan Pusat. Armyn pun sudah mengambil langkah,
berkonsultasi langsung ke DPP Partai Golkar, seiring pencoretan namanya di DPD.
“Sebagai partai yang profesional, kita harus yakin Partai
Golkar tentu tidak akan sembarangan dalam mengambil keputusan,” kata Armyn di
Pontianak, Sabtu (14/4).
Sebelumnya, Armyn diisukan dicoret dari pendaftaran
pencalonan Partai Golkar disebabkan dirinya yang tidak menyertakan berkas
kesediaan mengundurkan diri dari kedinasan di Tentara Nasional Indonesia (TNI).
“Kita sudah membuat surat kesanggupan tersebut. Semua
prosedur itu akan kita ikuti. Bagaimanapun saya harus taat asas. Intinya kita
serahkan pada mekanisme yang berlaku di Partai Golkar,” kata Armyn.
Persyaratan khusus itu tertera dalam Petunjuk (Juklak) Nomor
13/2011 tentang tata cara Pemilukada dari Partai Golkar. Dalam Bab V angka 1
(g) point 1 e Juklak tersebut disebutkan, bakal calon diwajibkan mengisi dan
menandatangani formulir pendaftaran dengan melampirkan kelengkapan dokumen,
salah satunya adalah surat pernyataan kesanggupan mengundurkan diri dari
jabatan negeri bagi calon yang berasal dari PNS, anggota TNI dan Polri.
“ Semua mekanisme kita penuhi, termasuk menandatangani
pernyataan visi dan misi. Bagaimanapun saya harus taat asas. Intinya kita serahkan
pada mekanisme yang berlaku di Partai Golkar,” kata dia.
Namun, lanjut dia, ketika akan mendaftarkan diri ke Komisi
Pemilihan Umum Daerah (KPUD), pasti sudah mengundurkan diri.” Sekarang saya
sedang dalam tahap proses penyelesaian tugas-tugas sebelum saya mengundurkan
diri dari jabatan struktural maupun fungsional di TNI. Saya pasti mundur. Semua
demi Kalbar,” kata Armyn.
Ia pun yakin jika Golkar adalah partai yang sangat terbuka,
dari internal maupun eksternal. Kalau ada kader internal yang berpeluang untuk
menang sesuai hasil riset, dapat dipastikan kader tersebut memakai perahu
Golkar.
Dalam Juklak 13, lanjutnya, juga tertera jika ada tokoh lain
yang bukan kader Golkar dan memiliki peluang menang sesuai hasil riset atau
survey elektabilitas, maka tidak menutup kemungkinan untuk memakai Golkar.
“Itulah yang sedang saya upayakan. Kita mengharapkan agar Juklak itu tidak
perlu diinterpretasikan lain karena juklak itu sudah sangat jelas dan disusun
dengan sempurna oleh Golkar,” kata Armyn.
Armyn sendiri menyatakan sudah mengambil langkah seiring
beredar isu DPD Golkar mencoret dirinya dari pendaftaran Calon, dengan
berkonsultasi langsung ke DPP. Namun dia enggan menyampaikan hasil konsultasi tersebut. “DPP akan melihat
terbaik dari yang terbaik, yang tidak tercantum (mendaftar,red) bisa saja
dicalonkan. Karena DPP akan melihat hasil riset,” kata Armyn.
Seiring pencoretan di DPD, Armyn merasa telah dizalimi. Sebab semua ketentuan sudah dipenuhi. Namun
dia tetap menyerahkan sepenuhnya mekanisme kepada internal partai Golkar. Armyn sendiri sudah mendaftar ke delapan
partai politik untuk pengusungan dirinya, minus PDI-P. Tetapi untuk nama wakil yang mendampingi, jenderal bintang dua
ini, tetap merahasiakan.
Belum ada keterangan yang dapat diperoleh dari Partai Golkar
hingga berita ini dilansir untuk menanggapi pernyataan Armyn. Ketua Tim Pilkada
DPD Partai Golkar Kalbar, Hersan Aslirosa ketika dihubungi sedang berada di
luar kota. (stm)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar