PONTIANAK-- Usaha pembuatan kapal kayu pada era 90-an mudah
ditemui ditepian Sungai Kapuas. Namun kini jejaknya sekalipun sulit dijumpai.
Usaha itu banyak terhenti semenjak
krisis moneter menerpa Indonesia, selain sulitnya mendapatkan bahan baku.
Dulu, bila ingin membuat kapal kayu mungkin dapat dipesan di
Gang Kapuas Desa Arang Limbung Kecamatan Sungai Raya. Disana berdiri usaha
pembuatan kapal yang dikelola secara turun temurun. Lokasinya menghadap
langsung ke Sungai Kapuas. Sebuah pemandangan indah untuk menyaksikan
kepiawaian pembuat-pembuat kapal. Yang mampu mengubah kayu berbentuk papan menjadi alat transportasi air.
Namun kini mungkin dapat disebut tinggal kenangan. Yanuar,
selaku pemilik usaha, mengaku sudah lama berhenti beraktifitas untuk pelayanan
pembuatan kapal. Dia telah mengganti bisnis yang lebih menjanjikan. Banyak
alasan yang dia ungkap. Paling utama, sulit menutupi biaya operasional, bila
tetap melanjutkan bisnis pembuatan kapal.
Menurut dia, serangan krisis moneter yang sempat melanda Indonesia mempunyai pengaruh besar.
Biaya operasional pembuatan kapal menjadi melambung. Sementara permintaan justru
menurun. Kemudian bahan baku kian sulit didapat. Seiring berkurangnya sumber
daya hutan, dan gencarnya operasi penertiban ilegal logging.
Ketika masih lancar beroperasi, lanjut Yanuar, berbagai
jenis ukuran kapal mampu dibuat. Semua tergantung permintaan pemesan. Mulai
ukuran tiga hingga 30 ton. Begitu juga dengan bahan pembuatan, disesuaikan
pesanan. “Harga bervariasi. Tergantung bentuk dan ukuran,” katanya.
Dia menambahkan paling banyak permintaan datang adalah untuk
kapal pengangkut kayu. Mengingat usaha kayu di Kalbar ketika hutan masih
melimpah sangat banyak. Dan, itu turut memajukan usaha yang dikelola Yanuar.
Sekaligus keterpurukan usaha angkutan perkayuaan, secara tidak langsung membuat
lesu usahanya.
Pontianak Post juga mencoba untuk menelusuri usaha pembuatan
kapal kayu di tepian Sungai Kapuas pada wilayah Pontianak Barat, Pontianak
Tenggara dan sebagian daerah Kubu Raya. Namun semua sudah sulit ditemui. Tetapi
untuk perehaban kapal masih mudah dijumpai.
“Disini tidak ada lagi pembuatan kapal kayu. Kalau dulu ada.
Saya disini hanya merehap kondisi kapal,” kata salah seorang tukang, ketika
dijumpai di tepian Sungai Kapuas di Pontianak Barat. (stm)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar